Jakarta – Industri konstruksi Indonesia mulai bergerak ke arah teknologi modern dengan mengadopsi sistem modular construction, sebuah metode pembangunan dengan cara merakit bangunan dari komponen yang sudah dibuat di pabrik (prefabrikasi).

Teknologi ini kini digunakan dalam pembangunan proyek perumahan dan fasilitas umum di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

“Dengan sistem modular, durasi pembangunan bisa dipersingkat karena sebagian besar pekerjaan dilakukan di luar lokasi. Ini sangat efisien dalam hal waktu dan tenaga kerja,” ujar Ir. Danu Rachman, pakar teknologi bangunan dari Institut Teknologi Nasional.

Salah satu proyek percontohan adalah pembangunan Rumah Sakit Modular Cibubur, yang hanya membutuhkan waktu 4 bulan dari proses fondasi hingga operasional.

Keunggulan Teknologi Modular:

• Waktu konstruksi lebih cepat (30–50% lebih efisien)

• Minim gangguan lingkungan di lokasi proyek

• Kualitas lebih terkontrol karena dibuat di pabrik

• Hemat biaya dalam skala besar

• Cocok untuk rumah sakit, sekolah, apartemen, dan rumah tapak

Meski demikian, tantangan adopsi teknologi modular masih ada. Beberapa kontraktor konvensional membutuhkan pelatihan tambahan, serta perubahan dalam rantai pasok dan perizinan.

Pemerintah melalui Kementerian PUPR pun menyatakan dukungan terhadap inovasi ini. Dalam waktu dekat, akan disusun regulasi khusus untuk percepatan pengembangan bangunan modular di kawasan urban dan daerah terpencil.

“Modular adalah masa depan konstruksi. Dengan kombinasi teknologi dan sumber daya lokal, Indonesia dapat mengurangi backlog perumahan dan mempercepat pembangunan infrastruktur sosial,” kata Dirjen Cipta Karya, Yudha Prasetyo.